Jumat, 18 November 2011

Celotehan tentang alay

alay, kata ini beberapa waktu belakangan menjadi lebih sering terdengar bahkan menjadi semakin lantang. Kata ini sering disematkan kepada para remaja-remaja yang katanya gaul nan eksis. Apalagi ditambah acara-acara musik di televisi, makin gaul dan eksis lah mereka. Dengan goyangan khas kucek-kucek, jemur-jemur secara tidak langsung mereka di doktrin buat jadi pembantu #blash...kucek jemur kerjaannya pembantu, oke itu hak merekalah bahkan banyak dari mereka yang merasa tidak masalah kalo  disebut anak alay lagipula mereka begitu *joget-joget* karena mereka nyari duit. oke itu urusan merekalah, nah sekarang makin banyak orang membeci alay bahkan mereka memasukkan alay sebagai suatu spesies baru atau makhluk baru atau apalah. Kebanyakan orang dengan seenak dengkulnya menjudge "lu alay" cuman gara-gara berfoto dengan sudut 45 derajat. Apa yang salah dengan sudut itu? apakah dosa jika berfoto sendiri dengan sudut 45 derajat, jawabannya tidak. Tidak pernahkah anda sadari bahwa anda juga pernah berfoto gaya mereka, dalam hidup anda pasti pernah berfoto sendirian alias narsis bergaya ala alay.

Mungkin waktu itu anda belum tahu istilah alay. Kemudian apalagi yang membuat seseorang kemudian dicap sebagai seorang alay? yap tulisan bergaya kode yang bahkan mesin kode enigma milik nazi ngga akan bisa memecahkannya. Jika saja alay ada sewaktu masa perang dunia ke 2, maka meraka akan menjadi pengirim pesan dan penterjemah pesan, tentunya dengan tulisan alay yang mereka kuasai. contoh nih "Tentara jerman bergerak ke arah barat dengan kekuatan satu pleton penuh lengkap dengan persenjataan artileri berat" setelah dikonversi ke kode alay jadi "t3ntaR4 Jerman ber63rak K3 ar4h bar4t d3ng4n k3Ku4T4n s4tu plEt0n P3nuH l3N6k4P d3n64N p3r5enJ4t44n 4Rt1Ler1 b3Rat" bikin mata perih kan, nah itu efek samping buat yang tidak terbiasa. nah lebih parah lagi kalo