Jumat, 11 April 2014

Jalan panjang itu bernama Sarjana -part 1

#LatePost
Edisi Meretas Memori, Menyadap Kenangan

        Entah kalimat pembuka apa yang harus saya tuliskan di sini, rasanya sudah begitu lama tidak membuat postingan baru, saya mulai kehilangan sense of writing *aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang* semangat untuk membuat postingan baru lagi kembali menggelora setelah melihat dan membaca tulisan beberapa teman.

        Sebenarnya begitu banyak cerita dan peristiwa yang bisa menjadi bahan tulisan tapi terkadang karena mood tidak mendukung akhirnya bahan tersebut gagal menjadi adonan untuk dicetak menjadi tulisan. Ada satu cerita yang sebenarnya sangat berkesan dalam hidup yang tampaknya tidak cukup hanya diabadikan melalui camera obscura saja tetapi juga harus dituliskan, diabadikan dalam bentuk catatan agar semua orang bisa membacanya, mengetahui ceritanya dan mengerti perjuangan yang ada dibaliknya *Kemudian hening.  Ngubek-ngubek memori

~~Menjadi sarjana itu tidak mudah
        Hahaha kalimat di atas memang benar bagi saya tentunya dan sebagian orang, bagi sebagian lainnya itu bukanlah suatu hal yang sulit. Banyak kejadian-kejadian yang sulit dilupakan dalam perjalanan menuju ke barat eh perjalanan menjadi sarjana, itu pula yang membuatnya menjadi istimewa.
"Menjadi serjana memang sulit karena itu tahapan akhir dari jenjang pendidikan tertinggi yang kita jalani, tapi semua hal itu akan menjadi mudah jika ada usaha dan kemauan, semua bisa dilakukan tidak ada yang tidak mungkin" Aso-mantan pejuang skripsi 3 tahun lebih 24 bulan.

        Ada tiga tahapan seminar yang harus dilalui pertama adalah seminar judul atau draft, seminar ini sangat krusial karena saat seminar inilah judul yang telah diperjuangkan untuk lolos harus dipertahankan dari cercaan badai pertanyaan dan kritikan dari makhluk tanpa beban yang bernama dosen penguji, harus bisa survive pada tahap ini karena eh karena jika gagal maka harus mengulang lagi mendaftarkan judul-judul baru kemudian menunggu persetujuan lagi dan membuat SK lagi dan bla...bla..bla ini itu.

*akkhh afa-afaan ini
harus ngetik latar belakang judul lagi, riset lagi, download judul orang lagi

        Alhamdulillah saya dapat melewati tahap seminar draft/judul dengan mulus, lancar jaya padahal sebelumnya saya harus berjibaku saat mendaftarkan judul-judul yang ingin saya jadikan bahan tugas akhir, sikut-sikutan dengan teman karena judul bagus dan tidak terlalu sulit sangat terbatas jumlahnya hahahaha....kenapa saya bilang terbatas, karena pada akhirnya saya dapat judul yang bagus bahkan telalu bagus untuk saya tetapi juga terlalu sulit untuk saya. Judul yang saya seminarkan bukanlah judul yang pertama, itu judul kedua iya judul kedua, saya terpaksa harus menjatuhkan talak kepada judul pertama saya karena seperti yang saya katakan sebelumnya kriteria judul tersebut sangat high quality. 

         Bukannya karena saya tidak mampu tapi karena saya tidak sanggup *hetehetehete
Hal ini pula yang membuat waktu pengerjaan skripsi saya menjadi lama, karena judul pertama sudah masuk tahap pengerjaan bab dan semakin saya mengerjakan, mencari referensi dan melakukan riset semakin saya terseret ke dalam pusaran elektrostatis <-- ini apa yang kuat, otak saya tidak kuat, semakin mencoba semakin saya menyadari saya ini ganteng bodoh, pantas saja senior-senior saya melewatkan judul ini dan saya dengan modal optimisme nekat meminangnya, optimisme kemudian menjadi pesimisme. Oke itu hanya sebagian kisah sedih di hari minggu *kemudian nyanyi selanjutnya masih ada kisah-kisah sedih lainnya hahahaha (kapan bahagianya nih).

          Setelah beberapa kali asistensi, coret sana coret sini akhirnya dosen pembimbing memberikan lampu hijau untuk untuk seminar judul, senang rasanya karena tahap pertama akan segera terlewati. Hari seminarpun berjalan lancar, judul kedua yang saya presentasikan tidak menuai badai pertanyaan dan hanya sedikit cercaan kritikan, ya  hanya sedikit. Hal ini membuat saya semakin mantap untuk menapaki tahap seminar kedua yaitu seminar hasil...jreeennggg..jreennggg. Ah lega, perasaan ini yang rasakan ketika melewati tahapan seminar judul, mulailah pikiran saya dihinggapi rasa tenang yang semu, psikologis saya mulai terbawa ke dalam zona nyaman, zona di mana dirimu akan merasa semua baik-baik saja padahal kenyataannya tidak. Perasaan malas mulai mengerubungi, badai otak yang sempat berkecamuk mulai redam perlahan, api semangat itu kini terganti dengan api senang-senang dan negara api mulai menyerang 

to be continued... 

 penasaran dengan cerita selanjutnya?  tetap nantikan ya cerita 99 cahaya di langit Eropa part 2 eh salah Jalan panjang itu bernama sarjana part 2 

                                                          stay tune di 290.90 FM *radio ngaco 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar